TEKNIK KOMUNIKASI TERAUPETIK
Oleh : KARMUDJI SST.
PENDAHULUAN
Ada 3 metode pengumpulan data pada tahap pengkajian :
- Komunikasi yang efektif
- Observasi
- Pemeriksaan fisik
Teknik komunikasi sangat bermanfaat bagi perawat.
Semua interaksi perawat dengan pasien dengan komunikasi.
Teknik komunikasi terapeutik : Usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Teori komunikasi sangat sesuai dengan praktek keperawatan, karena :
- Komunikasi merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik
- Maksud komunikasi adalah mempengaruhi perilaku orang lain. Keberhasilan intervensi keperawatan tergantung pada komunikasi
- Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat-pasien yang terapeutik dapat dicapai dengan komunikasi
KOMPONEN – KOMPONEN PENTING DALAM KOMUNIKASI
- PEMBERI PESAN (SENDER / KOMUNIKATOR)
- PESAN (MESSAGE)
- PENERIMA PESAN (RECEIVER/KOMUNIKAN)
- TANGGAPAN (RESPONSE / UMPAN BALIK)
- MEDIA (SALURAN)
PROSES KOMUNIKASI
PENGERTIAN KOMUNIKASI
- SUATU PROSES DINAMIKA SOSIAL DIDALAM PENYAMPAIAN INFORMASI DIANTARA DUA ORANG ATAU LEBIH.
- SUATU PROSES DIMANA INFORMASI DISAMPAIKAN, DITERIMA DAN DIMENGERTI.
- SUATU PROSES PENYAMPAIAN PESAN DARI KOMUNIKATOR KEPADA KOMUNIKAN YANG BERKESEIMBANGAN, UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERTENTU.
- SUATU INTERAKSI DAN TRANSAKSI YANG DIGUNAKAN MANUSIA DALAM MENERIMA DAN MEMBERIKAN PESAN.
PIKIRAN – PIKIRAN, IDE
SIKAP
PERASAAN – PERASAAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
- Berbeda dengan komunikasi sosial.
- Bertitik tolak pada saling pengertian dan tingkah laku klien, mengemukakan masalah, klien dapat belajar cara – cara yang lebih efektif untuk berkomunikasi dan menggunakan lebih baik proses pertahanan diri dalam pemecahan masalah.
- Keterampilan yang dapat dipelajari.
MACAM – MACAM KOMUNIKASI
- KOMUNIKASI VERBAL :
KATA – KATA YANG DIUCAPKAN.
TULISAN.
2. KOMUNIKASI NON-VERBAL
- Mendengarkan
- Sentuhan
- Bau
- Ekspresi wajah
Pandangan mata
Gerakan bibir
- Penampilan fisik
- Sikap tubuh dan cara berjalan
- Bahasa gerak tubuh
CIRI – CIRI KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
- Mudah dipahami dan tidak menimbulkan keraguan dan kebingungan ( ambigu ).
- Makna informasi harus jelas.
- Menggunakan istilah – istilah yang diartikan sama oleh pengirim dan penerima.
- Informasi harus obyektif, akurat, faktual.
KOMUNIKASI YANG TIDAK EFEKTIF
- Kegagalan dalam mendengar aktif.
- Memberikan jaminan yang tidak mungkin.
- Sering memberi petunjuk / nasehat.
- Menghentikan pembicaraan atau mendadak merubah topik.
- Memberi komentar yang monoton.
- Kata – kata / ucapan tidak dimengerti klien.
- Memperbincangkan soal pribadi kita dengan klien sampai sekecil – kecilnya.
- Terlalu banyak bertanya.
- Menantang.
- Mengembangkan hubungan sebagai teman yang seharusnya hubungan profesi.
JOHARI’S WINDOW
DIKETAHUI OLEH DIRI SENDIRI & ORANG LAIN ( KUADRAN I ) OPEN (PUBLIC AREA) | HANYA DIKETAHUI ORANG LAIN ( KUADRAN II ) BLIND AREA |
HANYA DIKETAHUI DIRI SENDIRI ( KUADRAN III ) HIDDEN AREA | TIDAK DIKETAHUI OLEH SIAPAPUN ( KUADRAN IV ) MYSTERI / DARK AREA |
JOHARI’S WINDOW
- Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran lain.
- Bila kuadran I paling sempit, individu tersebut komunikasinya buruk/ kesadaran diri kurang.
- Bila kuadran I lebih luas, individu tersebut terbuka / terus terang.
- Bila kuadran II lebih luas, individu tersebut kesadaran dirinya kurang.
- Bila kuadran III lebih luas, individu tersebut sangat tertutup.
- Bila kuadran IV lebih luas, individu tersebut tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu.
CARA MENINGKATKAN KESADARAN DIRI
- Mempelajari diri sendiri.
- Belajar dari orang lain.
- Membuka diri.
JARAK (SPACE) DALAM BERKOMUNIKASI
Konsep hubungan interpersonal diperkenalkan oleh Hall (1966)
|
- Hall menekankan kebudayaan mempengaruhi jarak interaksi.
- Menentukan jarak interaksi perawat–pasien adalah sangat penting, agar keduanya merasa nyaman (Comfort Zones)
- Berbagai budaya jarak yang nyaman adalah 15 – 20 cm (Comfort Zones)
Sikap Perawat dalam Berkomunikasi
- Perawat hadir secara fisik dan psikologis pada saat berkomunikasi dengan pasien.
- Yang sangat penting adalah sikap dan penampilan.
5 cara untuk menghadirkan diri secara fisik / psikologis :
- Berhadapan
Arti dari posisi ini adalah “Saya siap membantu anda”
2. Mempertahankan kontak mata
Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai pasien dan ingin tetap berkomunikasi.
3. Membungkuk ke arah pasien
Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu.
4. Mempertahankan sikap terbuka
Tidak melipat kaki atau tangan, menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
5. Tetap relaks
Mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam merespon pasien.
- Untuk mengumpulkan data pada tahap pengkajian terhadap klien, perawat menggunakan berbagai teknik komunikasi terapeutik (Stuart & Sundeen, 2002, hal 18).
- Hindari pertanyaan :
Kenapa / mengapa (Why)
Bagaimana (How)
Karena jawaban pertanyaan tersebut memerlukan kemampuan analisa, pasien sering menjawab “Tidak tahu”
- “Mengapa dan bagaimana” : Sulit untuk menggali data yang akurat dan juga menjadi hambatan dalam komunikasi.
Jenis Teknik Komunikasi
JENIS TEKNIK KOMUNIKASI | CONTOH | KEGUNAAN | |
1 | Memberi informasi (Giving information) | “Nama saya adalah…” “Saya perawat Ruang …” “Tempat tidur anda no. …” “Kamar mandi / WC di sebelah sana” | ü BHSP ü Mengorientasikan situasi bangsal |
2 | Memberi pengakuan / penghargaan (Giving recognition) | “Selamat pagi” “Assalamu’alaikum” | ü BHSP ü Menghormati klien |
3 | Menunjukkan penerimaan (Showing acceptance) | “Ya” “Saya mendengarkan apa yang anda katakan” “Mengangguk | ü BHSP |
4 | Mengobservasi (Making observations) | “Saya perhatikan anda pucat” “Anda tampak sedih ?” “Anda senyum dan tertawa ?” | ü Menanyakan keadaan klien ü Mengkaji halusinasi / ilusi | |||
5 | Menawarkan diri (Offering of self) | “Saya akan membantu anda” “Biarkan saya duduk di samping anda 15 menit” | ü Fixasi psikologis | |||
6 | Mengarahkan secara umum (General leads) | “Kemudian” “Jadi” “Katakan padaku tentang …” | ü Menggali data yang lebih akurat | |||
7 | Pertanyaan terbuka (Broad openings) | “Apa yang anda ingin bicarakan ?” “Apa yang terjadi di rumah, coba ceritakan” “Apa yang sedang anda pikirkan ?” | ü Menanyakan alasan masuk RS ü Menggali data yang lebih lengkap | |||
8 | Klarifikasi (Seeking clarification) | “Siapakah mereka itu ?” “Siapa yang anda ajak bicara ?” | ü Dikombinasi dengan observasi untuk menanyakan halusinasi/ ilusi ü Mengkaji waham | |||
9 | Menggambarkan persepsi (Encouraging description of perseption) | “Apa yang dikatakan suara itu ?” “Katakan jika anda merasa cemas” | ü Menanyakan isi halusinasi | |||
10 | Eksplorasi (Exploring) | “Ceritakan lebih banyak lagi tentang …” “Siapa yang mengantar anda ke RS” | ü Mengkaji daya ingat dan alasan masuk RS. | |||
11 | Pemusatan (Focusing) | “Saya pikir kita seharusnya membicarakan lebih lanjut tentang …” | ü Menghemat waktu interaksi | |||
12 | Humor | “Saya anggota PDIP (Penurunan daya ingat progresif) | ü Bentuk sublimasi ü Memberi suasana baru | |||
BUKU ACUAN
Deborah Antai Otong, 1995, Psychiatric Nursing Biological and Behavior Consepts, WB. Saunders Company, Philadelphia. p. 337-353.
Lynda Juall Carpenito, 2000, Diagnosa Keperawatan Edisi 8, EGC, Jakarta, Hal ; 360-370.
Stuart G.W. & Sundeen S.J., 2002, Buku Saku Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta, Hal ; 281-299.
Stuart G.W. & Sundeen S.J., Principles Practice of Psychiatric Nursing, Mosby Year Book, New York, p. 453-472.